Kampoeng Batara (kampoeng Baca Taman Rimba) adalah wadah kegiatan belajar mengajar di sebut juga dengan Sekolah Adat/ Pendidikan alternatif/ Sekolah alam di Banyuwangi yang didirikan pada tahun 2015.
Keberadaan Kampoeng Batara berawal dari adanya keprihatinan karena banyaknya warga, khususnya di lingkungan Papring, yang putus sekolah karena ketiadaan biaya, serta lokasi sekolah yang sulit dijangkau (jauh). Kondisi tersebut menyebabkan pengetahuan warga sangat terbatas sehingga terdapat keterbatasan lapangan kerja yang dapat diraih.
Hingga hari ini, kondisi warga masih banyak yang belum maksimal tingkat pendidikannya. Warga usia sekolah masih banyak yang belum memiliki kesadaran untuk melanjutkan pendidikan dan sering kali membutuhkan stimulus agar mau belajar ke tingkatan yang lebih tinggi. Adapun warga yang sudah berusia lanjut atau sudah bukan usia sekolah lagi, difasilitasi dengan pembelajaran kelompok belajar masyarakat. Namun demikian, kondisi literasi warga masih terbatas.

Itu yang mendasari lahirnya Kampoeng Batara.
Selain itu juga, Kampoeng Batara mewadahi program Keaksaraan Dasar Komunitas Adat Terpencil (KDKAT) untuk masyarakat buta aksara, sehingga tercatat sampai saat ini ada 320 warga yang telah memiliki Surat Keterangan Melek Aksara (Sukma) dari Kemendikbudristek dan Dinas Pendidikan Banyuwangi.
Kebutuhan akan literasi menjadi hal yang penting agar warga tidak menjadi korban dari berbagai penipuan yang dilakukan baik secara tatap muka atau secara maya. Selain itu literasi juga diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran warga untuk terus belajar berbagai hal baru yang dapat meningkatkan kualitas kehidupannya.
Mari bergerak, menggerakkan ruang senyap dengan membaca.